SURABAYA | KABARHIT - Tepat pada tanggal 4-7 Agustus siang hari, penerbangan udara dan pelayaran jalur laut antara Taiwan dan Indonesia akan mengalami hambatan, bahkan mungkin akan langsung dibatalkan. Hal ini bukan disebabkan oleh pandemi tetapi dikarenakan adanya tindakan sepihak oleh China yang melakukan latihan militer di sekitar pulau Taiwan.
Benson Lin Director-General, Taipei Economic and Trade Office in Surabaya mengatakan. Hal ini berkaitan dengan kunjungan singkat delegasi kongres AS yang dipimpin oleh Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan pada tanggal 2 Agustus larut malam hingga sore hari berikutnya. Setelah kedatangan Pelosi di Taipei, China mengumumkan adanya latihan militer dengan peluru tajam di enam wilayah udara dan laut yang terletak di utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya Taiwan. Semua penerbangan dan kapal negara dilarang memasuki area yang ditentukan tersebut. Manuver semacam ini bagaikan mengisolasi Taiwan, mempengaruhi operasi 7 pelabuhan angkatan laut dan udara serta 17 jalur komunikasi internasional Taiwan. Selain itu, beberapa daerah yang ditetapkan untuk latihan militer melanggar batas wilayah angkatan laut dan ruang udara Taiwan serta menurut hukum internasional melanggar Hak yang dimiliki oleh Taiwan .
Dengan demikian, situasi seperti ini tidak hanya mengancam Taiwan tetapi juga perdamaian dan stabilitas regional. Kebebasan navigasi dan penerbangan antara Asia Timur dan seluruh dunia berada dalam bahaya kritis." Kata Benson Lie
Taiwan dengan senang hati menjalin hubungan baik dengan semua orang di desa global. Taiwan menyambut semua yang ingin berkunjung dan berbagi pengalaman serta nilai-nilai demokrasi dan kebebasan.
Pelosi bukanlah Ketua DPR AS pertama yang mengunjungi Taiwan, dan hubungan ramah tamah antar teman tidak boleh diintervensi. Beberapa menteri luar negeri ASEAN telah menyatakan keprihatinan bersama atas insiden ini. Taiwan meminta kepada teman-teman kita dari Indonesia untuk mendesak China menghentikan tindakan tidak pantas yang telah merusak status quo di Selat Taiwan dan dengan demikian membahayakan perdamaian dan stabilitas regional.
Taiwan meminta dukungan Anda yang memiliki pandangan sama dalam demokrasi dan kebebasan sehingga tatanan internasional berbasis aturan dapat ditegakkan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas serta membentuk dunia yang lebih baik untuk masa depan." tutup Benson Lie
and
Editor : deni
